Sebuah video yang memperlihatkan awan berlubang di Jember itu menjadi viral. Video tersebut diunggah sejumlah netizen, salah satunya oleh akun @bams.art, berdasarkan penelusuran, fenomena tersebut muncul di Kecamatan Kaliwates.
Fenomena penampakan sebuah awan yang mirip liang kubur, kejadian tersebut muncul di Jember 4/6/2024. Bentuk awannya menyerupai liang kuburan, ini sebagai pengingat untuk kita lebih dekat kepada sang pencipta.
Penjelasan Pakar Mengenai Awan Berlubang di Jember
Lantas fenomena apakah itu? Apakah sebelumnya juga pernah terjadi selain di wilayah Jember. Penjelasan berikut akan menguak fakta unik terkait kejadian alam yang cukup unik di Jember :
1. Penjelasan BMKG
Hukama Nur Akmal selaku Forecaster BMKG Banyuwangi Pos Meteorologi Jember mengatakan bahwa fenomena awan berlubang di Jember itu memang benar. Fenomena alam tersebut muncul di wilayah Kecamatan Kaliwates.
Kabupaten Jember pada hari Selasa (4/6/2024) pagi. Menurut Hukama Nur Akmal, biasanya fenomena awan berlubang tersebut disebut awan cavum atau awan lubang jatuh, awan celah melingkar, dan juga awan lubang-lubang.
“Model seperti celah atau lubang yang ada di awan kerap kali ditemukan pada lapisan awan altocumulus. Lalu kemudian diikuti oleh cirrocumulus dan setelah itu stratocumulus,” ujarnya.
Hukama Nur Akmal juga menuturkan, secara umum, lubang yang ada pada awan itu. Lebih tampak di awan tingkat menengah atau lapisan altocumulus, ujarnya terkait fenomena alam ini.
2. Terbentuknya awan berlubang
Awan berlubang di Jember itu ucapnya, terbentuk saat pesawat terbang melewati lapisan awan kumuliform yang tipis, jadi memicu glasial. Glasial tersebut membuat partikel awan yang berubah.
Dari tetesan-tetesan air jadi partikel es, sehingga muncullah seperti efek domino. “Efek domino di awan tersebut menciptakan celah pada awan, tempat partikel ice turun di ketinggian.
Dan kadang melengkung sebab kecepatan angin di ketinggian berbeda-beda,” ucap Hukama Nur Akmal. Dirinya juga mengatakan bahwa awan celah melingkar itu bisa ditemukan di antara 3 jenis awan.
Yaitu altocumulus, cirrocumulus, dan juga stratocumulus. “Dalam ilmu awan, kejadian ini disebut altocomulus cirrocomulus dan juga stratocomulus cavum atau biasa juga disingkat jadi Ac cav.”
“Serta Cc cav, dan juga Sc cav,”tambahnya. Faktor yang membentuk Kemunculan awan cavum ini bukan pertama kali. Karena beberapa bulan sebelumnya, fenomena yang sama pernah terjadi di langit Meksiko.
3. Menurut para ilmuwan
Para ilmuwan sudah menyebutkan bahwa fenomena awan berlubang di Jember di dalam jurnal ilmiah. Serta mereka berspekulasi terkait apa penyebabnya sejak 1940an, penelitian yang dilakukan para ilmuwan.
Dari UCAR tahun 2010 hingga 2011 itu memberikan penjelasan tentang faktor yang bisa mengakibatkan terbentuknya awan celah melingkar. Para peneliti UCAR memanfaatkan perpaduan data antara pengamatan satelit.
Penerbangan pesawat serta model cuaca guna menjelaskan bagaimana terbentuknya awan berlubang serta berapa lama bertahannya. Tahun 2010, para peneliti menemukan fakta, makin dangkal sudut pesawat yang lewati awan.
Maka makin besar pula cavumnya. “Faktor lainnya yang bisa memengaruhi panjang awan, termasuk ketebalan lapisannya, suhu udara serta tingkat geser angin horisontal,”tulis para peneliti tersebut.
Berdasarkan dari analisis yang sudah dilakukan, spektrum jenis pesawat termasuk pesawat jet penumpang besar, jet militer, jet pribadi serta turboprop bisa menghasilkan awan celah melingkar dan kanal.
4. Awan berlubang
Sebelumnya, sebuah rekaman vidio yang viral di X menunjukkan fenomena awan berlubang di Jember. Rekaman vidio tersebut menunjukkan kejadian langka, sebab awan di langit terlihat berlubang.
Sedangkan awan-awan yang ada di sekitarnya rapat, salah satu warganet pengunggah vidio itu yakni akun @AkiSukidi2 di X.”Selasa, pagi hari di langit Kaliwates, Jember, terjadi fenomena yang sangat unik.
Yaitu terdapat lapisan awan yang berlubang,” tulis akun tersebut di X. Guswanot selaku Deputi BMKG menjelaskan terkait fenomena awan berlubang yang muncul di langit Jember, itu.
Menurut Guswanot awan berlubang di Jember itu merupakan fenomena hole punch cloud atau fallstreak hole. “Kejadian tersebut bisa ada saat suhu air dalam awannya berada di bawah titik beku, namun airnya belum membeku.”
Disebabkan kekurangan partikel nukleasi ice,”ucap Guswanot ketika dihubungi pada Rabu (5/6). “Waktu kristalnya berbentuk, Kristal tersebut bisa mengakibatkan tetesan air di area awan menguap, lalu terbentuklah lubang pada awan,”ucapnya.
Dirinya juga mengatakan proses tersebut kerap kali tinggalkan area kosong dikelilingi cincin awan. Lalu kristal esnya terkadang jatuh serta memberikan tampilan seperti garis-garis dalam lubang tersebut.
Tidak hanya karena hal itu, dirinya juga mengatakan fallstreak hole bisa terjadi saat pesawat terbang lewati awan. Menurut Guswanot, saat pesawat terbang lewati awan yang terkandung air super dingin.
Turbulensi serta turunnya tekanan di sekitar baling-baling atau sayap pesawat bisa mengakibatkan air super dingin itu secara mendadak membeku. “Proses pembekuan tersebut mengakibatkan tetesan air di sekitar jadi menguap.”
“Dan terbentuklah lubang yang ada di awan sebagai fallstreak hole,” ucapnya. Fallstreak hole adalah celah melingkar yang muncul dalam awan cirrocumulus seperti pada awan berlubang di Jember.